#NoraReads
 |
Novel Malam Terakhir by Leila S. Chudori |
Identitas Buku
Penulis: Leila S. Chudori
Ilustrasi Sampul: Jim Aditya
Perancang Sampul: Pinahayu Parvati
Penata Letak: Bernadetta Esti W.U.
Tahun Terbit: 1989
Tebal Buku: 117 hlmn
ISBN: 978-602-424-823-9
Fakta Menarik
Buku kumpulan cerpen karya Leila S. Chudori ini dikata-pengantari H. B. Jassin, Sang Paus Sastra Indonesia dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan judul Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag).
Mari Kita Bahas
Malam Terakhir – merupakan buku kumpulan cerpen dari wartawan sekaligus penulis novel, naskah, dan skenario, Leila S. Chudori. Pada bagian awal buku kumpulan cerpen ini, Leila menjelaskan bahwa cerita pendek Malam Terakhir terbit pada tahun 1989 sebelum ia memutuskan bergabung di majalah Tempo meskipun buku kumpulan cerpen ini terbit pada tahun 2009.
Buku kumpulan cerpen ini memiliki judul antara lain, Paris, Juni 1988, Adila, Air Suci Sita, Sehelai Pakaian Hitam, Untuk Bapak, Keats, Ilona, Sepasang Mata Menatap Rain, dan Malam Terakhir.
Terdapat berbagai isu yang diangkat dari cerpen ini, seperti di cerpen Adila, yang mana Adila selalu dikekang oleh orang tuanya dan ketika suatu hal tragis menimpa Adila, Ibunya pun bahkan hampir tidak mempedulikannya. Atau seperti cerpen Malam Terakhir, dimana mengupas tentang cara sewenang-wenang yang dilakukan Orde Baru dalam membungkan masyarakat yang kritis.
Opiniku ππ»♀️
Ini merupakan buku kumpulan cerpen kedua yang pernah aku punya dan baca setelah buku Perempuan dan Anak-anaknya karya Gerson Poyk. Setelah aku baca, aku menyimpulkan bahwa aku bukan tipe yang begitu penikmat cerita pendek, meskipun cerita yang tertuai sangat padat, kompleks, dan singkat. Namun, dengan tingginya bahasa dan sastra yang dimiliki penulis-penulis cerpen yang aku baca, kerap kali aku kurang mengerti makna atau maksud yang diutarakan oleh penulis kepada kata-kata yang disusun dalam cerpen tersebut.
Rating
3.8/5 ⭐️
English Version | πΊπΈ
Fun Fact!
This collection of short stories by Leila S. Chudori was co-edited by H. B. Jassin, the Pope of Indonesian Literature, has been translated into German under the title Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag).
Here Comes the Review!
Malam Terakhir – is a collection of short stories by journalist and novelist, playwright and screenwriter Leila S. Chudori. At the beginning of this short story collection, Leila explains that the short story Malam Terakhir was published in 1989 before she decided to join Tempo magazine although this short story collection was published in 2009.
This short story collection book has titles such as Paris, Juni 1988, Adila, Air Suci Sita, Sehelai Pakaian Hitam, Untuk Bapak, Keats, Ilona, Sepasang Mata Menatap Rain, and Malam Terakhir.
There are various issues raised by these short stories, such as in Adila, where Adila is always restrained by her parents and when something tragic happens to Adila, her mother hardly even cares about her. Or like the short story Malam Terakhir, which explores the arbitrary way in which the New Order silenced critical people.
Inside Nora’s Mindππ»♀️
This is the second short story collection I've owned and read after Gerson Poyk's Perempuan dan Anak-anaknya. After reading it, I concluded that I'm not a big fan of short stories, even though the stories are very dense, complex, and short. However, with the high level of language and literature possessed by the short story writers I read, I often didn't understand the meaning or intention expressed by the author to the words arranged in the short story.
A Star From Nora!
3.8/5 ⭐️
Instagram: @thebooksofours
Threads: @thebooksofours
X: @thebooksofours
Email: itsatbo@gmail.com
Comments
Post a Comment