Newest released

Bungkam Suara by J.S. Khairen #BookReview - The Books of Ours

 #NickReads

Bungkam Suara by J. S. Khairen

Identitas Buku
Penulis: Jombang Santani Khairen
Editor: Trian Lesmana
Penyelia Naskah: Yayi Dewintya
Desain Sampul: Withly
Penata Isi: Hani Fauziyah
Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
ISBN: 9786020529813
ISBN Digital: 9786020529820

Fakta Menarik!
Novel “Bungkam Suara” ini adalah novel yang menyajikan cerita bernuansa distopian. Tentang negara yang karakteristiknya mirip Indonesia. Tahukah kamu bahwa novel ini akan mempunyai seri kelanjutannya!

Mari Kita Ulas Novelnya!
Bungkam Suara — Negara NKAL atau kepanjangan dari Negara Kesatuan Adat Lemunesia adalah negara yang sangat maju dalam tatanan teknologi dan keperintahannya. Pada awalnya, Negara ini memiliki kerajaan sebagai sistem pemerintah dengan raja utama sebagai pemimpin utama. Seiring berkembangnya zaman, NKAL memiliki dua sistem pemerintahan yaitu sistem kerajaan yang menyisakan hanya raja utama sebagai pemimpin utama dan Pemangku Adat sebagai pemimpin perwakilan untuk rakyat dan di bawahnya terdiri Kementerian-Kementerian pendukung. 

Raja utama, bernama Raja Wiranagara adalah raja yang menduduki kekuasaan NKAL pada zaman tersebut, sedangkan Rango Yatmerak adalah Pemangku Adat pada zaman tersebut. Keduanya otoritas yang hampir mirip namun tidak sama. Seorang raja utama menjabat dengan mengikuti keturunan sedangkan Pemangku Adat akan menjabat setelah dipilih melalui Pemilihan Umum oleh rakyat. Begitu pula pada otoritas yang dimiliki kedua jabatan tersebut, seorang raja utama tidak dipengaruhi oleh hukum pemerintahan sedangkan Pemangku Adat dan jajarannya harus mematuhi hukum dari pemerintahan dan kerajaan langsung sendiri. Maka karena inilah pihak dari kerajaan sering beraksi secara sepihak dan menghiraukan norma-norma dan hukum-hukum yang ada.

Pada saat Raja Wiranagara ini berkuasa, banyak koruptor-koruptor yang tertangkap dan dieksekusi. Seperti pada sebuah Kementerian didapati pejabatnya korupsi dan langsung dieksekusi dengan menggoreng kedua tangannya. Tidak terkecuali dengan Ayah Timmy yang adalah pejabat dari sebuah Kementerian Komunikasi yang disalahkan karena rakyat mengalami spear phishing sehingga rekening-rekening banyak yang jebol dan uangnya terkuras. 

Timmy, adalah sebuah nama panggilan untuk seorang anak laki-laki bernama Jujur Timur. Dia adalah anak dari Hendi Timur seorang pejabat pada Kementerian yang dipimpin oleh Rango Yatmerak. Pada suatu saat kejadian nahas terjadi pada Ayah Timmy, yaitu Ayahnya harus ditangkap dan dieksekusi karena menjadi tersangka kasus korupsi. Hidup keluarga Timmy yang semula sangat berkecukupan berubah drastis menjadi miskin. Ibunya dan Timmy harus menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai pengangkut durian dengan gaji yang sangat sedikit. Orang-orang seketika menjadi benci kepada Ayah dan semua keluarganya, tentu termasuk dirinya. Tak cukup penderitaannya, Timmy dan keluarga harus tinggal di distrik termiskin yaitu Distrik Neang.

Pada suatu saat, Timmy sedang mengotak-atik komputer lama Ayahnya dirinya menemukan sebuah peluit dengan simbol segitiga. Penasaran dengan peluit tersebut, Timmy pun meniupkan peluit namun suara yang dihasilkan aneh seperti ada yang tersangkut di dalam. Makin-makin penasaran yang dirasakan oleh Timmy sehingga akhirnya dirinya mengambil barang tersebut. Memang benar ada sesuatu di dalamnya, sebuah microchip. Dimasukkan lah chip tersebut ke dalam komputer Ayahnya lalu muncul sebuah layar yang dikunci menggunakan password. Singkat cerita, Timmy tidak mengetahui apa yang disembunyikan Ayahnya melalui microchip tersebut.


Setelah mencoba membuka file rahasia tersebut, rumah Timmy didobrak oleh yang lain tak bukan adalah para Algojo Raja, atau dapat kita sebut prajurit-prajurit Raja. Secepat kilat Ibu Timmy, adiknya serta dirinya ditembak oleh jaring kemudian para Algojo Raja langsung mencari sumber sinyal komputer dan menghancurkannya. Namun, nasib baik microchip tersebut dikembalikan pada tempat semula yaitu peluit. 

Pada suatu saat setelah kejadian tersebut Timmy beserta keluarganya dikunjungi oleh Professor Terang yang berdasarkan keterangannya dirinya adalah teman Ayahnya. Bukan hanya itu hal mengejutkannya, Prof. Terang mengatakan bahwa microchip tersebut menyembunyikan file rahasia kerajaan dan dapat menyelamatkan Ayahnya!

Mampukah Timmy menyelamatkan Ayahnya? Apakah benar selama ini pihak kerajaan lah yang memiliki kejahatan?

Opini Nick
🙋🏻‍♂️ Ini mungkin novel bernuansa distopian yang aku baca pertama kali. Sangat seru sekali, apalagi dengan konsep yang baru juga serta dunia fiksi futuristik yang sangat menggugah imajinasi. Karakteristik masyarakat di Negara Lawaknesia ini juga sangat-sangat menggambarkan apa yang terjadi di Indonesia sekarang. Yaitu, masyarakat yang sangat mudah terombang-ambing dengan isu-isu yang bisa jadi sengaja dilemparkan pada kita. Hal menarik lainnya adalah novel ini juga mengupas bagaimana buzzer atau dalam novel ini disebut penggaung bekerja, malahan banyak agensi-agensi yang bekerja untuk membuat suatu propaganda guna banyak tujuan.  

Rating dari Nick!
5/5⭐️

English Version | 🇬🇧

Fun Fact!
The novel “Bungkam Suara” is a story with a dystopian vibe, set in a country that shares a lot of similarities with Indonesia. Did you know that this novel is actually going to have a sequel!

Here Comes the Review!
Bungkam Suara — The country called NKAL, short for Negara Kesatuan Adat Lemunesia, is a highly advanced nation in terms of technology and government structure. At first, it operated under a monarchy, with a main king holding absolute power. As time went on, NKAL evolved into a hybrid system—still with a main king at the top, but also introducing a people’s representative called the Pemangku Adat, who works with various ministries underneath.

The king at the time is King Wiranagara, while Rango Yatmerak holds the position of Pemangku Adat. Although both have authority, their power and how they get it are different. The king inherits his position by bloodline, while the Pemangku Adat is elected through a public vote. Also, the king isn’t bound by government laws, whereas the Pemangku Adat and his ministries must follow both government and royal laws. Because of this loophole, the royal side often acts unilaterally and ignores legal and ethical norms.

During King Wiranagara’s rule, many corrupt officials were caught and executed. For example, a minister was found guilty of corruption and had both his hands deep-fried as punishment. Timmy’s father, who worked at the Ministry of Communications under Rango Yatmerak, was also accused of corruption. He was blamed for a spear-phishing incident that caused many citizens to lose all their money from hacked bank accounts.

Timmy—short for Jujur Timur—is the son of Hendi Timur, the accused official. Once living a comfortable life, his family quickly fell into poverty after his father’s arrest. Timmy and his mom had to support the family by hauling durians for a tiny paycheck. People began to hate his father and extended that hatred to Timmy and the rest of his family. Things got worse when they were forced to move to the poorest area in the country—District Neang.

One day, while tinkering with his dad’s old computer, Timmy found a strange whistle with a triangle symbol on it. Curious, he blew into it, but it made a weird, blocked sound. Digging deeper, he discovered something hidden inside—a microchip. He inserted it into the computer, and a password-locked screen appeared. Long story short, Timmy didn’t know what secrets his dad had hidden in that microchip.

Not long after trying to access the file, Timmy’s house was suddenly raided by none other than the King’s Executioners—the royal soldiers. In the blink of an eye, Timmy, his mom, and his little sister were shot with nets, and the soldiers went straight for the computer and destroyed it. Thankfully, the microchip was safely returned to its hiding spot inside the whistle.

Later, they were visited by Professor Terang, who claimed to be a friend of Timmy’s father. But that wasn’t the only surprise—Prof. Terang revealed that the microchip contained classified files about the royal family, and it might be the key to saving Timmy’s dad.
Can Timmy really save his father? And could it be true that all along, the real villain has been the royal government itself?

Inside Nick’s Mind
🙋🏻‍♂️ This might be the first dystopian-themed novel I’ve ever read, and it was super exciting—especially with its fresh concept and a futuristic fictional world that really sparks the imagination. The way society is portrayed in the country of Lawaknesia strongly reflects what’s actually happening in Indonesia today. People are so easily swayed by issues that might have been intentionally thrown at them. Another interesting part of the novel is how it dives into the role of buzzers—or as they’re called in the book, penggaung—and how many agencies work behind the scenes to create propaganda for all sorts of agendas.

A Star From Nick!
5/5⭐️

Instagram: @thebooksofours
X: @thebooksofours
Threads: @thebooksofours

Comments