Skip to main content

Newest released

Jini Jinny by Jeong You Jeong #BookReview - The Books of Ours

 #NickReads Jini Jinny by Jeong You Jeong Identitas Buku Penulis: Jeong You Jeong  Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Penerjemah: Iingliana Editor: Juliana Tan Ilustrasi: Martin Dima  ISBN: 9786020678269 ISBN digital: 9786020678276 Genre: Fiction, Mystery Fakta Menarik! Novel Jini Jinny adalah novel yang terinspirasi dari kisah Ibunya sendiri yang berjuang melawan penyakit di ICU dalam kondisi koma. Jeong You Jeong pun bertanya-tanya kemana kah jiwa Ibunya pada saat dirinya mengalami koma. Maka dari itu tokoh utama (Jini) dalam novel ini juga mengalami hal yang sama. Mari Kita Ulas! Jini Jinny — Cerita dimulai ketika Jini, seorang pengasuh serta asisten profesor pada bidang penangkaran primata (seperti simpanse dan sejenisnya) berada di Kamp Wamba di daerah Kinshasa. Pada saat itu Jini yang sedang mencari oleh-oleh karena penerbangannya ditunda dilanda badai yang sangat besar, kemudian Jini mencari tempat untuk berteduh dan bertemulah dirinya dengan sebuah toko dan otomatis...

A Little Life by Hanya Yanagihara #BookReview - The Books of Ours

 #NickReads

A Little Life by Hanya Yanagihara


Identitas Buku
Penulis: Hanya Yanagihara
Penerbit: Anchor Books 
ISBN: 978-0-385-53925-8
ISBN digital: 978-0-385-53926-5
Genre: Fiction, Contemporary, Mental Health

⚠️PERINGATAN KONTEN⚠️
Ableisme (kekerasan terhadap penyandang disabilitas), Penelantaran anak, Kekerasan terhadap anak, Kematian anak, Pelecehan anak, Pemerkosaan anak, Penyalahgunaan narkoba, Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Gangguan makan, Kekerasan emosional, Gaslighting (manipulasi psikologis), Grooming (pendekatan/manipulasi untuk eksploitasi seksual), Manipulasi, Pedofilia, Kekerasan fisik, Prostitusi, Rasisme, Pemerkosaan, Menyakiti diri sendiri (grafis), Kekerasan seksual, Serangan seksual, Pikiran untuk bunuh diri, Bunuh diri, Homoseksual


Fakta Menarik!
Sinopsis buku ini sangat-sangat tidak menjelaskan isi sebenarnya dari novel. Novel ini tidak menceritakan tentang persahabatan dan perjuangan kehidupan dari sisi ekonomi melainkan lebih dalam kepada traumatis seseorang pada masa lalu terkait dengan peringatan konten di atas. Jadi bagi kalian yang relate atau tidak kuat secara psikologis disarankan mempertimbangkan kembali untuk membaca novel ini.

Mari Kita Ulas!
A Little Life — Cerita dimulai dengan empat orang laki-laki bersahabat yang bernama Willem, Malcolm, Jean Baptiste (JB), dan Jude yang meniti kehidupan di kota New York. Empat orang sahabat ini tentunya lahir dari keadaan keluarga yang berbeda-beda; Willem dari keluarga sederhana di desa yang jauh serta orang tuanya bekerja sebagai pekerja peternakan, Malcolm dari keluarga yang serba ada dan orang tuanya bekerja sebagai pemilik law firm terkemuka di kota tersebut, JB lahir dari keluarga yang harmonis, lengkap, berkecukupan dan terakhir Jude yang tidak diketahui identitasnya, tidak diketahui rasnya, tidak diketahui ke mana orang tuanya, tidak diketahui masa lalunya. 

Empat laki-laki ini juga memiliki tujuan dan cita-cita masing-masing seperti Willem ingin menjadi aktor terkenal dan memang dia kuliah mengambil jurusan seni akting kemudian Malcolm yang ingin menjadi arsitek, selanjutnya JB ingin memiliki pameran lukisan sendiri, dan ada Jude yang bingung ingin menjadi apa namun dirinya mengambil hukum untuk subjek dan jurusan perkuliahannya. 

Meskipun mereka berempat telah mengenal satu sama lain dengan waktu yang lama, mereka tetap tidak mengetahui asal-usul dan identitas dari Jude. Setiap kali mereka berkumpul bersama dan menceritakan kehidupan masa lalunya Jude selalu menghindar dengan mengucapkan kehidupannya terlalu membosankan untuk diceritakan. 

Suatu saat, di apartemen bersama milik Willem dan Jude di Lispenard Street Willem sedang beristirahat kemudian dibangunkan tiba-tiba oleh Jude yang sudah berlumuran darah di pergelangan tangannya. Sontak, Willem sangat terkejut dan langsung membawanya ke dokter khusus Jude yang bernama Andy mereka berdua sangat kebingungan dengan tingkah laku Jude karena dirinya sangat tertutup dan tiba-tiba saja terjadi hal ini, apakah ini upaya bunuh diri?

Singkat cerita waktu berlalu cepat dan akhirnya mereka sukses di bidang masing-masing; Willem menjadi aktor terkenal, JB memiliki pameran lukisan sendiri, Malcolm memiliki biro arsiteknya sendiri dan Jude menjadi pengacara terbaik. Pada saat ini Jude telah diadopsi oleh dosennya yang bernama Harold serta semua orang yang sangat dekat dengan Jude seperti Willem, orang tua angkatnya yaitu Harold dan Julia serta dokter khususnya Andy sudah mengetahui bahwa Jude sering kali menyakiti dirinya sendiri dengan menyilet kakinya di bagian betis dan lengan bagian biceps namun mereka masih tidak mengetahui apa penyebab dirinya melakukan ini.

Waktu demi waktu karena Jude semakin parah dalam merawat dirinya sendiri maka orang-orang terdekatnya khususnya Willem mencoba mencari tahu apa yang dialami Jude pada masa lalunya, tentunya Willem menggunakan cara halus untuk membuat Jude terbuka agar menceritakan semua yang terjadi kepada dirinya.

Berhasilkah Willem membuat Jude menceritakan masa lalunya? Apa yang terjadi dengan Jude? 

Opini Nick
🙋🏻‍♂️ Jujur aku bingung membuat ulasan novel ini karena isinya sangat kompleks dan berlayer dari segi alur, penokohan, dan pengembangan karakternya, bahkan ulasan di atas pun itu hanya secuil dari isi cerita. Aku tekankan sekali lagi jika kalian relate atau tidak kuat secara psikologis kalian harus mempertimbangkan ulang untuk membaca novel ini karena isi sebenarnya dari novel ini adalah terkait dengan peringatan konten di atas.

Awalnya kukira novel ini akan membahas kejamnya kehidupan dunia dari segi perjuangan ekonomi atau hal-hal yang sejenis alias tidak menyinggung soal mental illness tapi tidak justru memang novel ini lebih memberatkan dari yang dibayangkan. Karakter utama dari novel ini adalah Jude seseorang yang telah mengalami banyak hal kejam dari orang lain terutama dari sisi seksual sehingga Jude menganggap dirinya sendiri manusia hina yang tidak pantas untuk mendapatkan kehidupan yang layak maka Jude mulai menutup mata terhadap kebaikan di sekelilingnya dan melukai dirinya sendiri. 

Dari isi dan alur cerita sendiri banyak banget hal triggering terkait bahkan campuran ketegangan emosi dari tiap karakter sangat-sangat bagus pasti kena deh kalian nangis. Mungkin yang aku tidak suka adalah ending dari novel ini tidak bahagia yang membuat novel ini makin tidak cocok untuk semua orang (kalau kalian nanti baca pasti paham aku ngga mau spoiler). 

Kita bahas dari segi penulisan, aspek penulisan juga menurutku aspek yang bakal menentukan novel ini kompleks atau tidak, dan ya aku sudah sebut di atas novel ini kompleks dan bisa disimpulkan bahwa penulisan novel ini memang agak sulit dimengerti bukan dari pemilihan kata-katanya melainkan penyajian point of view-nya. 

Point of View di novel ini menurutku ada dua dari dari Harold (karakter sampingan yang menceritakan Jude pov ketiga) dan Harold (karakter sampingan sebagai pov utama “aku”). Tapi justru penyajian ini menurutku penting juga karena memang menambah unsur dramatis apalagi kalo udah di sub-bab Harold (sebagai pov utama “aku”) pasti bercucuran ini air mata. 

Kemudian novel ini juga membahas tentang “gay” atau sesama jenis, aku sendiri adalah orang yang menentang hal tersebut kemudian jika kalian resapi novel ini kalian mungkin akan sadar atau tervalidasi (sebagaimana aku) bahwa preferensi seksual sesama jenis ini bukan hal yang normal alias tidak diturunkan dari lahir melainkan memang dipengaruhi oleh lingkungan dan tentunya masa lalu yang didapat dari lingkungan tersebut. Hanya Yanagihara juga (yang aku rasa) tidak membenarkan hal ini karena dia tidak mengeksplisitkan Jude sebagai they untuk sebutannya melainkan tetap he dan menurutku ini adalah bentuk validasi dan pesan bahwa penyimpangan yang dialami oleh Jude itu karena trauma bukan natural preferensi seksualnya. Sebagaimana Jude dalam A Little Life dia memang sudah dipaksa oleh Brother Luke (dengan kejam) sehingga preferensi seksualnya berubah. Hal-hal seperti inilah yang membuat aku sangat yakin untuk menentang preferensi seksual sesama jenis karena memang menyimpang.

Satu hal lagi, kalau kalian memang pernah atau sedang disamping orang yang sedang memperjuangkan hidupnya karena penyakit mental dari novel ini karakter Willem dan Harold sangat bisa dicontoh (tentunya hal baik yang tidak menyimpang) dari segi keteladanan, kesabaran, dan lainnya. Kemudian untuk yang sedang mengalami ketidakstabilan mental “there’s not an expiration date on needing help, or needing people. You don’t get to a certain age and it stops.” — A Little Life.

; (the story of your life is not over)

Rating dari Nick!
5/5⭐️


English Version | 🇬🇧

⚠️TRIGGER WARNING⚠️
Ableism (violent), Child abandonment, Child abuse, Child death, Child molestation, Child rape, Drug abuse, Domestic violence/abuse, Eating disorder, Emotional abuse, Gaslighting, Grooming, Manipulation, Pedophilia, Physical abuse, Prostitution, Racism, Rape, Self harm (graphic), Sexual abuse, Sexual assault, Suicide ideation, Suicide Expand, Homosexual


Fun Fact!
The book’s synopsis really doesn’t reflect what the novel is actually about. It’s not a story about friendship or the struggles of life from an economic perspective, but more about someone’s past trauma related to the content warnings above. So if you can relate to these topics or feel you might not be able to handle them mentally, you might want to think twice before reading this novel.

Here Comes the Review!
A Little Life — The story begins with four close friends—Willem, Malcolm, Jean Baptiste (JB), and Jude who are navigating life in New York City. Each of them comes from a very different family background: Willem grew up in a humble rural family with parents who worked on a farm; Malcolm comes from a wealthy family whose parents own a prestigious law firm in the city; JB was born into a loving, complete, and financially stable family; and lastly, Jude—whose identity, race, parents’ whereabouts, and past are all completely unknown.

These four men each have their own goals and dreams: Willem wants to become a famous actor and is studying acting in college; Malcolm wants to be an architect; JB dreams of holding his own art exhibition; and then there’s Jude, who isn’t sure what he wants to be, but chose to study law for his major.

Even though they’ve known each other for a long time, the others still don’t know anything about Jude’s origins or identity. Whenever they hang out and talk about their pasts, Jude always dodges the topic, saying his life is too boring to share.

One day, in the shared apartment on Lispenard Street where Willem and Jude live, Willem is resting when he’s suddenly woken up by Jude—whose wrists are covered in blood. Shocked, Willem immediately takes him to Jude’s personal doctor, Andy. Both of them are left confused by Jude’s actions; he’s always been so closed-off, and now this suddenly happens. Was this a suicide attempt?

Long story short, time flies and they each find success in their own fields—Willem becomes a famous actor, JB holds his own art exhibitions, Malcolm runs his own architecture firm, and Jude becomes a top lawyer. By this time, Jude has been adopted by his former professor, Harold, and everyone close to him—like Willem, his adoptive parents Harold and Julia, and his personal doctor Andy—already knows that Jude often harms himself by cutting his calves and the biceps area of his arms. However, they still have no idea why he does it.

Over time, as Jude’s self-care gets worse, the people closest to him—especially Willem—try to find out what happened in his past. Willem takes a gentle approach, hoping to get Jude to open up and share everything that’s happened to him.

Will Willem succeed in getting Jude to talk about his past? What really happened to Jude?

Inside Nick’s Mind!
🙋🏻‍♂️ Honestly, I’m not sure how to review this novel because it’s so complex and multi-layered in terms of plot, characters, and character development—even the summary above is just a tiny fraction of the story. I want to stress once again that if you can relate to the topics or feel you might not be able to handle them mentally, you should really think twice before reading this book, because at its core, it deals heavily with the content warnings mentioned above.

At first, I thought this novel would be about the harsh realities of life from an economic struggle perspective or something along those lines—nothing that would touch on mental illness. But no, it’s actually much heavier than I expected. The main character, Jude, has gone through horrific experiences at the hands of others, especially sexual abuse, which leads him to see himself as worthless and undeserving of a good life. Because of that, he shuts himself off from the kindness around him and turns to self-harm.

The story and plot are filled with highly triggering elements, and the emotional tension between the characters is incredibly well-written—it’ll definitely make you cry. What I didn’t really like, though, is that the novel doesn’t have a happy ending, which makes it even less suitable for everyone (if you read it, you’ll understand why—I don’t want to spoil it).

Let’s talk about writing. For me, the writing style is one of the key factors that makes this novel feel complex—and as I mentioned earlier, yes, it is complex. I’d say the difficulty doesn’t come from the choice of words, but from how the points of view are presented.

In my opinion, the novel uses two POVs from Harold (a side character who tells Jude’s story in third person) and Harold again (as the main “I” narrator). This approach actually works really well because it adds to the dramatic effect—especially in the sub-chapters where Harold is the main “I” narrator. Those parts are guaranteed tear-jerkers.

The novel also touches on the topic of being gay or same-sex relationships. Personally, I’m against it, and after really reflecting on this story, I felt validated (as in my own view) that same-sex attraction isn’t something people are born with, but rather something influenced by environment and past experiences. Hanya Yanagihara also (I feel) doesn’t condone this, since she never explicitly refers to Jude as “they” but keeps using “he.” To me, this is a form of validation and a message that Jude’s deviation comes from trauma, not a natural sexual preference. In A Little Life, for example, Jude is forced—horrifically—by Brother Luke, which ends up shaping his sexual preferences. Things like this are what make me firmly opposed to same-sex attraction, as I see it as deviant.

One more thing—if you’ve ever been or are currently by the side of someone battling mental illness, the characters Willem and Harold in this novel are great examples to follow (at least the good, non-problematic parts) in terms of kindness, patience, and support. And for those who are struggling with mental health, “there’s not an expiration date on needing help, or needing people. You don’t get to a certain age and it stops.” — A Little Life.

; (the story of your life is not over)

A Star From Nick!
5/5⭐️


Comments