#NoraReads
 |
The Bell Jar by Sylvia Plath |
Identitas Buku
Penulis: Sylvia Plath
Terbit pertama: 1963
Penerbit: Faber & Faber Limited
ISBN: 978-0-571-08178-3
Fakta Menarik
Dalam hidupnya Sylvia Plath mengalami depresi berat dan mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya pada tahun 1953. Ia kemudian menjalani terapi kejut listrik (electroconvulsive therapy), yang juga digambarkan dalam "The Bell Jar".
Mari Kita Ulas
The Bell Jar – adalah satu-satunya novel yang ditulis oleh Sylvia Plath, dan merupakan karya semi-autobiografi yang menggambarkan pergulatan batin seorang perempuan muda yang tampak "sempurna" di mata dunia, tetapi terperangkap dalam keputusasaan yang mendalam.
Tokoh utama, Esther Greenwood, adalah seorang mahasiswi cerdas dan ambisius yang memenangkan kesempatan magang di majalah mode bergengsi di New York. Namun, di balik gemerlap kota dan prestasi akademiknya, Esther mulai merasakan keterasingan, kekosongan, dan tekanan sosial yang menggerogoti dirinya. Lambat laun, ia jatuh ke dalam jurang depresi yang semakin dalam yang digambarkan secara metaforis sebagai terjebak di dalam sebuah "bell jar" (toples kaca), tempat dunia tampak mati, sesak, dan tanpa harapan.
Plath dengan jujur membongkar tema kesehatan mental, harapan, peran gender, dan pencarian jati diri, dengan gaya prosa yang tajam dan puitis. Ia menggambarkan pengalaman psikologis Esther dengan intensitas yang membuat pembaca ikut merasa sesak, bingung, dan sekaligus tercerahkan.
Diterbitkan pertama kali pada tahun 1963, novel ini menjadi salah satu suara paling kuat dari perempuan yang mencoba menyuarakan penderitaan batin yang seringkali tersembunyi di balik tuntutan masyarakat terhadap perempuan untuk selalu terlihat baik-baik saja.
Apakah Esther bisa melalui masa-masa kelamnya?
Opinikuππ»♀️
The Bell Jar merupakan salah satu novel yang tergolong klasik. Buatku, novel klasik bukan hanya terpaut pada struktur bahasa yang berbeda, namun juga situasi lingkungan yang berbeda. Saat aku membaca The Bell Jar cukup beberapa kali gaya tulisan terasa seperti menyinggung dari segi fisik, sebagaimana ia mendeskripsikan seseorang yang gemuk misalnya.Namun, hal itu sebetulnya juga menjadi poin bagaimana standar sosial di masa itu sangat tinggi.
Sepanjang membaca aku lumayan bisa enjoy dengan alur cerita meski ada beberapa part yang terasa “skip” karena memang tidak begitu paham makna dari penjelasannya (ya sebetulnya ini balik lagi ke reading comprehension kalian dalam bahasa Inggris, ya).
Rating
3.6/5⭐️
English Version | π¬π§
Fun fact!
During her lifetime, Sylvia Plath suffered from severe depression and attempted suicide for the first time in 1953. She then underwent electroconvulsive therapy, which is also described in “The Bell Jar.”
Here Comes the Review!
The Bell Jar — is the only novel written by Sylvia Plath, and is a semi-autobiographical work that describes the inner struggles of a young woman who appears “perfect” in the eyes of the world, but is trapped in deep despair.
The main character, Esther Greenwood, is a smart and ambitious college student who wins an internship at a prestigious fashion magazine in New York. However, behind the glitz of the city and her academic achievements, Esther begins to feel alienated, empty, and overwhelmed by social pressures. Gradually, she falls into a deepening depression, metaphorically described as being trapped inside a “bell jar” (glass jar), where the world appears lifeless, suffocating, and devoid of hope.
Plath honestly explores themes of mental health, hope, gender roles, and the search for identity, with a sharp and poetic prose style. She describes Esther's psychological experiences with an intensity that makes readers feel suffocated, confused, and enlightened at the same time.
First published in 1963, this novel became one of the strongest voices of women trying to express the inner suffering that is often hidden behind society's demands that women always appear to be fine.
Can Esther get through her dark times?
Inside Nora’s Mindππ»♀️
The Bell Jar is considered a classic novel. For me, classic novels are not only defined by their unique language structure, but also by their different social contexts. When I read The Bell Jar several times, the writing style felt somewhat offensive in terms of physical appearance, such as when describing an overweight person. However, this actually highlights how high social standards were at that time.
Throughout the book, I was able to enjoy the storyline, although there were some parts that felt like I was “skipping” because I didn't really understand the meaning of the explanation (well, this actually comes back to your reading comprehension in English).
A Star From Nora!
3.6/5⭐️
Comments
Post a Comment